Saturday, 11 February 2017

"Yak! Yakin 100 %!" Ah, yang bener...??


Teringat di suatu malam. Saat itu saya dapat jatah voucher taksi untuk pulang lembur kantor. Seperti biasa, perjalanan pulang selalu diisi cerita-cerita unik, mesteri (biasanya keluar di edisi hari Kamis malam) dan lucu dari Pak Sopir taksi berlogo burung itu. Kali ini, pilihan terakhirlah yang saya dapat dari Pak Nana. Berawal dari sebuah pertanyaan yang ditujukan pada saya.

"Sudah Mba, nggak ada yang ketinggalan?"

"Yes, Pak, aman," jawab saya pede.

"Siap, kita jalan sekarang ya, Mba," timpal Pak Nana."Maaf ya Mba, kalau saya cerewet mengingatkan," sambungnya.

Saya terkekeh. "Nggak papa lah Pak, justru membantu," jawab saya yang sudah sangat berpengalaman dengan urusan barang ketinggalan, di mana saja, dan kapan saja.

"Soalnya, pernah nih Mbak Naomi, saya mengantar salah satu produser perempuan dari stasiun TV *CT*. Tujuannya ke Bandara Soekarno Hatta. Mau ke luar negeri naik SQ. Jadwal pesawat take off jam 11 siang. Seperti biasa, saya selalu mengingatkan penumpang untuk melakukan check dan recheck, sebelum mobil meluncur.

"Ada yang kelupaan Mbak?" tanya saya.

"Nggak ada Pak," jawab si Mbak cepat, tanpa mengecek ulang.

"Coba dicek sekali lagi Mbak. Mumpum di sini," ulang saya, melihat si Mbak yang stel yakin.

"Nggak perlu Pak," kata si Mbak.

"Yakin?" tanya saya lagi.

"Ya. Nggak perlu dicek. Nggak ada yang ketinggalan. Yakin 100%," kata si Mbak, super pede.

"Entah kenapa, kok hati saya nggak sreg waktu dia bilang begitu. Tapi karena dia yakin sekali, akhirnya saya tancap gas," lanjut saya. Dalam hati saya bilang, wah, asyik juga nih si Mbak. Eh,...ternyata saya yang dibikin asyik! Pas sampai depan pintu tol masuk ke arah Bandara, tiba-tiba saya diminta menepi. 

"Eh, bentar Pak. Waduh jaket saya ketinggalan!" kata si Mbak.

"Wah, kalau cuma jaket sih, mending direlakan, karena waktu sudah mepet," saran saya. Takutnya dia ketinggalan pesawat. Apalagi untuk penerbangan internasional waktunya ketat, dua jam sebelum boarding harus ada di tempat.

"Masalahnya, tiket pesawat saya ada di kantong jaket itu Pak..." kata si Mbak panik luar biasa.

Padahal, sepanjang jalan Si Mbak sudah telepon sana-sini mengingatkan semua krunya yang ada 7 orang! Eh, ternyata, dirinya sendiri yang telat!

"Lha, Mbak-nya tadi sudah saya minta cek sampai tiga kali katanya nggak ada yang ketinggalan. Yakin 100%?" kata saya jengkel.

Akhirnya kami balik lagi ke arah rumah si Mbak produser. Setelah memperhitungkan waktu, dan jalanan Jakarta yang macet, saya putuskan untuk menurunkan si Mbak di pintu tol Semanggi. Lalu meminta dia untuk melanjutkan dengan ojek supaya lebih cepat. Saya menunggu di situ. Tidak sampai 15 menit, si Mbak sudah sampai lagi. 

Pada saya dia cerita,"Wah, gila tuh tukang ojek, jalannya udah kayak setan!"

Saya bilang sama dia, "Tadi sengaja saya suruh jalan cepat, biar Mbaknya nggak terlambat. Mending sekarang Mbak cek online saja."

**Mendengar ini, saya langsung menyela cerita Pak Nana. "Wah, Bapak hebat! Masih sempat kepikiran buat kasih saran check-in online," salut saya, sambil memberikan applause.

Dengan agak tersipu, Pak Nana merespons,"Ah, itu karena saya pernah dapat kasus serupa, dan penumpang saya itu juga check-in online agar tidak terlambat."

Cerita Pak Nana pun berlanjut...

Dari situ kami langsung tancap gas. Wah, saya sudah nggak sempat melihat speedo meter. Rasanya, saya jalan dengan kecepatan lebih dari 140 km/jam waktu itu. Akhirnya, pas jam 11 kurang 10 menit kami sampai di pintu pemberangkatan internasional. Dan si Mbak, mendapat toleransi karena sudah berhasil check-in online.

**Mendengar ini saya langsung memberikan applause meriah**

"Eh, tapi ada lagi yang sama konyolnya Mbak..." sambung Pak Nana tiba-tiba. "Oh, ya, gimana tuh Pak?" tanya saya penasaran.
Begini, suatu kali saya ngantar ibu-ibu ke bandara juga. Begitu masuk mobil, lagi-lagi, seperti biasa saya bertanya,"Maaf Bu, udah dicek? Barangkali ada yang ketinggalan."

Si Ibu menjawab,"Sudah komplit Pak."
Kalau begitu, kita jalan ya Bu...

Di tengah jalan, tiba-tiba ponselnya bunyi. Ternyata anak si Ibu, katanya kopernya ketinggalan! Untung baru dua kilo jalan!

**Dengar ceritanya ini saya langsung tertawa...ooohhh...andai saja dia tahu, kalau aku juga seorang PALUPI! Ahahahahaha...**

Satu kalimat pungkasan Pak Nana yang saya camkan: 

"Nggak ada salahnya melakukan check & re-check. Sepele memang Mbak, tapi kalau tidak dilakukan bisa bikin runyam!"

Kata-kata Pak Nana ini mengingatkan saya pada sebuah ungkapan yang saya kenal melalui lagu yang dinyanyikan oleh grup band asal Australia, favorit saya, Frente:

"The very start of everything hard
Could be the slip of a fingertip..." 
(Song: Lonely by Frente)

Andai Pak Nana tahu, betapa pelupanya saya...Setidaknya malam itu saya diingatkan lagi untuk tidak jump into conclusion tanpa memeriksa kembali apakah kesimpulan saya itu sudah didukung fakta-fakta yang valid...atau saya akan berakhir dengan...merepotkan banyak orang...dan merugikan diri sendiri.




Friday, 10 February 2017

I Will Recognize You


Where I am
Who I am
I’m trapped in this bitterness
A lot of people walked past me
This place is where everyone just walked past me

Where I am
Who are you
Who are you
I can’t hide this happiness
I flipped the world to find you
You who came into my dreams
Where are you

I will find you
I will recognize you
Despite where you are
Despite who you are
I will recognize you

I will remember
I will look at you
Even when you are not here
Even when many sunsets pass by
I won’t forget you
I will cherish everything your words to your expressions

The gloomy sky the silent clouds
I wonder why I am afraid of everything
The time I spend with you is slowing down
I hold your hand to stop it from parting away
I beg for life

I will recognize you
I will remember 
I will look at you
 
Even when you are not here
Even when many sunsets pass by
I won’t forget you

When I hold you tight like this
I keep forgetting about everything
The place I have to return to
I will cherish everything your words to your expressions

I Miss You...



When I look at you
tears keep falling
I don't know why...

Did you go round and round 
to come to me?
I can't avoid this love

I love you... love you...love you...
I call it fate

And I miss you...miss you...
You are my destiny

Why are you looking at me 
with those sad eyes? 
Don't cry...

Did you recognize me right away?
Why did you come to me now?

Even if I'm born again
Wherever you're hiding
I will find you

Let's not be apart now
From my side
Don't leave me
Don't leave me...



Belajar Dari Jagung

Kisah ini saya tulis sebagai kenangan sekaligus ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kakak saya, Teguh dan istrinya Caec...