Tuesday, 21 May 2013

CERITA PENDEK



Kisah kita tak ubahnya perjalanan kereta Jakarta – Jogja

Sembilan jam dengan segala keloknya.

Duduk bersanding karena sepotong kertas bernomor.

Dalam diam berawal, kemudian sapa, dan beralur-alur cerita tentang siapa kita,

dan hidup yang selalu membuat orang bertanya, bagaimanakah akhirnya?

Tak terasa kereta pun tiba. Lalu, sepelempar senyum tanpa kata. Sebersit tatap mata.

Di timurmu aku melangkah, dan di baratku engkau memutar arah.

Hingga bayang kita lenyap ditelan senja, tak bersisa...

Rawamangun, 2011

No comments:

Post a Comment

Belajar Dari Jagung

Kisah ini saya tulis sebagai kenangan sekaligus ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kakak saya, Teguh dan istrinya Caec...