Siang tadi memutuskan untuk menjadi saksi sejarah baru Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo & Jusuf Kalla, langsung dari lokasi pemberangkatan arak-arakan kereta kencana di Bunderan Hotel Indonesia. Dapat posisi tepat di samping kereta yang akan mengangkut Jokowi. Serasa wartawan militan, saya berpuas diri. Belakangan baru saya sadari, ini menjadi hal paling konyol yang pernah saya lakukan!
Setelah 1 jam menanti, akhirnya Pak Presiden datang juga. Dan seiring dengan itu, kerumunan massa mulai dorong mendorong dalam pola gelombang tidal. Seorang Bapak melarang saya keluar dari kerumunan.
"Jangan keluar Mba, nanti malah terseret, jatuh dan terinjak. Ikut arus saja, jangan melawan. Nanti tergencet"
Bapak yang baik hati itu memegang tubuh saya untuk melindungi dari dorongan massa.
Sejenak kemudian Jokowi terlihat berdiri di atas kereta kencana, melambaikan tangannya.
"Mba...itu Jokowi Mba...Lihat kan?? Itu Jokowi!! Heiii Jokowiii!!!" teriak Sang Bapak, sejenak melepaskan pegangannya untuk melambaikan tangan kepada Presiden baru.
Jujur, di saat itu, melihat Jokowi menjadi hal terakhir yang terlintas di benak saya! Satu saja yang saya mau saat itu, keluar dari jebakan mau massa yang menggila. Sore ini, saya memilih untuk memantau #SyukuranRakyat lewat layar kaca saja. Santai, nyaman, ditemani segelas es teh manis segar.
Tiba-tiba, saya jadi teringat obrolan singkat saya dengan seoang sopir bajaj pagi ini. Iseng saya bertanya padanya...
"Bang, nggak ke Monas ikut pestanya Jokowi?"
"Ah, nggak Neng. Saya mah cuma rakyat kecil. Yang penting bisa nyari sekilo buat hari ini."
---- langsung hening
Pekerjaan rumah Pak Presiden sudah menumpuk. Selesaikan satu-satu ya Pak, kami akan membantu!
Selamat bertugas #PresidenJokowi !!
"Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani." -- di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan di belakang memberikan daya kekuatan. Rahayu #IndonesiaBaru !
No comments:
Post a Comment