Tuesday, 19 March 2013

Mendekap Alam Gold Coast



Pemandangan Dari balkon Palazzo Versace, Goldcoast


Gold Coast tak hanya menawarkan laut serta pantainya yang berpasir lembut. Kota ini juga menyimpan banyak kecantikan alam lain yang layak dijadikan pilihan. Atas undangan Queensland Tourism dan Malaysia Airlines, saya berkesempatan untuk berkunjung dan menikmati liburan awal musim semi di kota yang terletak di negara bagian Queensland itu. 

Pagi itu saya menantang angin dingin awal musim semi dengan hanya mengenakan t-shirt dan celana pendek. Kami akan memancing ikan dan menangkap kepiting hari itu. Rasanya sudah tidak sabar ingin nyemplung ke air sungai Tweed yang dingin. Dengan menggunakan kapal pesiar kecil, kami bertolak ke tengah dan menepi di salah satu lokasi untuk memompa yabbies!

   
Serunya berburu yabbies rame-rame

Yabbies adalah udang kecil yang hidup di perairan payau. Udang jenis ini sangat digemari oleh ikan trout atau cod, sehingga sering dipakai sebagai umpan pancing. Untuk berburu yabbies, kami harus turun dari kapal dan berjalan ke daerah dangkal sungai yang berlumpur.

Dengan memakai alat yang mirip dengan pompa, kami menyedot lumpur dan menumpahkannya ke atas saringan apung. Aliran air sungai akan melarutkan lumpur, dan jika beruntung, meninggalkan beberapa yabbies di atasnya. Lumayan, dengan umpan ini saya berhasil mengail seekor ikan bream (kakap) sebesar telapak tangan orang dewasa. 


Dapat ikan bream di Sungai Tweed
Aktivitas makin seru ketika Rob, pemandu wisata dari Catch a Crab, menenteng beberapa ember berisi ikan tongkol kecil beku. Aroma ikan langsung mengundang serombongan burung pelikan terbang mendekat. Dengan manuver akrobatik udara yang indah serta gerakan presisi, mereka menyambar setiap ikan yang saya lempar ke udara. Tangkas dan cantik! 


Menu makan siang kami. Yummy!

Pulangnya, kami mampir di salah satu teluk untuk mengambil perangkap kepiting. Beberapa kotak kerambah yang telah ditinggal semalaman itu berhasil menangkap lima ekor kepiting berukuran lumayan besar. “Kalau diameter cangkang terlebarnya kurang dari 127 mm, kita harus mengembalikannya ke sungai,” kata Rob, sambil melepas satu kepiting ke sungai. Aturan ketat ini menjadi salah satu cara pemerintah Australia melindungi populasi alami kepiting. Nah, kepiting ini lah yang nantinya akan dimasak untuk makan siang kami. Yum!


  

No comments:

Post a Comment

Belajar Dari Jagung

Kisah ini saya tulis sebagai kenangan sekaligus ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kakak saya, Teguh dan istrinya Caec...