Tuesday, 19 March 2013

Optimisme Di "Wajah Baru" Srilanka




Berakhirnya 30 tahun konflik dengan Macan Tamil 18 Mei 2009 membawa optimisme baru di kalangan warga Sri Lanka. Gegap gempita warga dan ratusan pawai sepeda motor yang membunyikan klakson memenuhi jalan-jalan raya di seluruh Sri Lanka, merayakan kebebasan mereka dari teror Macan Tamil (LTTE: Liberation Tigers of Tamil Eelam). 

Pesta rakyat ini terjadi sesaat setelah  Velupillai Prabhakaran, pemimpin gembong LTTE dinyatakan terbunuh dalam sebuah pertempuran dengan tentara Sri Lanka. Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa menggunakan kesempatan ini untuk mengumumkan “kemerdekaan” Sri Lanka dari LTTE. 


Berdoa Untuk Kedamaian di Sri Lanka Baru


“Kini kami bisa melepas anak-anak ke sekolah dengan hati tenang, tanpa khawatir terhadap ancaman bom bunuh diri yang bisa terjadi di mana saja,” ujar Kumar. Kedamaian baru ini juga membawa hawa positif bagi dunia pariwisata Sri Lanka. “Sejak dua bulan terakhir hunian kamar  meningkat dari 35 % ke 48 %. Saya optimis bahwa di akhir tahun jumlah ini akan melonjak hingga 500 ribu orang,” ungkap Fernando, GM Hotel Chaaya Citadel. 

Ketua Sri Lankan Tourism Development Authority menyikapi optimisme ini dengan melakukan perbaikan terhadap faktor akomodasi. “Kini Sri Lanka memiliki sekitar 15 ribu kamar penginapan, dan separuh diantaranya masih perlu diperbaiki. Sementara itu untuk memenuhi target 2,5 juta pengunjung di tahun 2016, kami akan menambah sekitar 35 ribu kamar lagi,” jelas Berbard AB Goonetilleke saat ditemui di ruang kerjanya. 

Dua tentara mengobrol santai usai menikmati sunset

Meski di sana-sini masih terlihat penjagaan tentara, namun sikap ramah mereka tidak membuat kami merasa terintimidasi. Bahkan beberapa diantaranya senang diajak berfoto bersama, atau tidak keberatan ketika saya minta tolong untuk difotokan. “Kedamaian ini benar-benar membawa kebaikan, apalagi bagi kami para pedagang,” ungkap Gazali, pemilik lapak yang menjual cinderamata di pinggiran jalan dekat Pettah market, Colombo.

No comments:

Post a Comment

Belajar Dari Jagung

Kisah ini saya tulis sebagai kenangan sekaligus ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kakak saya, Teguh dan istrinya Caec...